Agar Anak Tak Jadi Penindas

Rabu, 26 Agustus 2015 - 08:47 WIB
Agar Anak Tak Jadi Penindas
Agar Anak Tak Jadi Penindas
A A A
TAK hanya anak yang menjadi sasaran penindasan, anak yang berpotensi melakukan tindak kekerasan juga perlu mendapatkan perhatian khusus.

Perlu diingat, anak yang melakukan tindakan pemaksaan dan menguasai teman sebayanya tidak bisa dikatakan sebagai anak yang pemberani. Sebaiknya orang tua mulai kenali faktor penyebabnya. Menghadapi anak yang selalu menjadi sasaran tindakan kekerasan memang sangat mengkhawatirkan. Orang tua mana yang tidak mau anaknya bisa menjalani aktivitas hariannya dengan tenang tanpa ada tekanan dari mana pun.

Terlebih saat mulai masuk usia pra-remaja karena fase ini sangat rentan mendapatkan tekanan dari teman sebayanya. Namun, memiliki anak yang memiliki potensi sebagai pelaku tindakan kekerasan justru sama mengkhawatirkannya. Selain membentuk karakter yang tidak baik pada masa mendatang, anak yang cenderung suka menguasai teman-temannya bisa menjadi indikator adanya kesalahan pola asuh yang diterimanya, baik itu di rumah, sekolah, maupun lingkungan bermain.

Orang tua biasanya tidak menyadari anak mereka merupakan pelaku penindasan karena memang mereka cenderung bersikap manis atau baik-baik saja saat berada di rumah hingga datangnya keluhan dari orang lain. Banyak faktor yang membuat anak rentan menjadi pelaku tindakan kekerasan.

Vera Itabiliana Hadiwidjojo, seorang psikolog, menjelaskan, salah satu penyebab perilaku anak yang demikian kemungkinan mereka pernah mengalami tindakan serupa baik itu secara fisik maupun verbal. “Bagi para orang tua, ini bisa dijadikan evaluasi terhadap kondisi rumah tangga dan apa yang terjadi dalam keluarga, apakah orang tua telah memberikan pola asuh yang baik atau belum,” ungkap Vera Itabiliana yang dijumpai dalam peluncuran Kampanye #BeraniSenyum123 bersama Pepsodent.

Banyak faktor yang dapat memperburuk perilaku anak yang justru terjadi di rumah baik itu yang dilakukan orang tua maupun anggota keluarga lainnya. Misalnya saja, tingkah laku kakak kepada adik, terlalu sering bermain gameyang mengandung adegan kekerasan, atau bahkan karena terbiasa menjalani pola hidup dengan disiplin keras dan disertai tekanan.

“Anak yang terbiasa hidup dengan pola yang keras akan tertanam di pikiran mereka bahwa cara menyelesaikan masalah harus sama dengan apa yang keluarga lakukan kepadanya, seperti dengan cara menekan orang lain,” tambah Vera. Selain itu, anak yang kurang mendapat apresiasi dari orang lain terutama dari orang tua cenderung akan mencari sesuatu yang lebih menonjol. Biasanya, para orang tua akan lebih mengapresiasi potensi akademik dibanding non-akademik.

Kurang apresiasi yang membuat mereka berpikir melakukan kekerasan agar keberadaannya diakui. Kurangnya apresiasi dari orang terdekat anak akan menutup potensi lain yang ada dalam diri mereka. Sikap anak yang suka menekan orang lain terjadi juga akibat kurangnya pemahaman anak untuk menghormati hak-hak orang lain.

Untuk mengatasi kecenderungan anak melakukan tindakan kekerasan, cobalah mencari potensi anak yang menonjol. Apresiasi segala bentuk potensi anak, meskipun tidak meraih level tertinggi sekalipun. Jika rasa percaya diri anak semakin kuat, mereka tidak akan berusaha mencari segala bentuk perhatian agar jati dirinya diakui.

Selain itu, jangan pernah sesekali membandingkan anak dengan orang lain dan berpikir bahwa anak harus mencapai prestasi tertentu. Ini akan menjatuhkan rasa percaya dirinya. Orang tua bisa bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menggali potensi anak, nonakademis sekalipun. Secara tidak langsung, jika upaya ini berhasil dan didukung penuh oleh orang terdekatnya, potensi yang tidak menonjol akan turut terangkat.

“Anak biasanya akan berpikir, mereka masih bisa mengembangkan potensi lain sebaik potensi yang menonjol dari mereka,” papar Vera. “Sesekali ajak teman-teman anak untuk mengamati posisi anak ketika berada di antara teman sebayanya,” tutupnya.

Larissa huda
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0797 seconds (0.1#10.140)